harajuku banjarmasin adalah suatu komunitas jejepangan yg menerima semua aliran sperti visual kei,oshare kei,gothic,dll
harajuku beranggotakan beberapa anak muda banjarmasin yg sangat gokilz dan imut abiz...(hoho)
d samping mengutamakan style harajuku juga mengutamakan persaudaraan dan kekeluargaan
sampai sekarang harajuku mempunyai banyak teman baik d banjarmasin,banjarbaru sampai ke kalimantan tengah...
walaupun sampai sekarang harajuku masih minim prestasi..tapi sejak bergabungnya beberapa anggota baru sekarang harajuku sudah mulai bikin band...
mudah2n harajuku bisa lebih sukses dan bisa lebih d sukai anak2 muda d banjarmasin...
ganbate....
penulis...nama d samarkan
note: kalau ada yg kurang or berlebihan mohon maaf coz saia bukan penulis
hehehe
Harajuku
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari
Suasana di Harajuku
Harajuku (原宿?) adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul. Lokasinya mencakup sekitar Meiji Jingū, Taman Yoyogi, pusat perbelanjaan Jalan Takeshita (Takeshita-dōri), departement store Laforet, dan Gimnasium Nasional Yoyogi. Harajuku bukan sebutan resmi untuk nama tempat, dan tidak dicantumkan sewaktu menulis alamat.
Sekitar tahun 1980-an, Harajuku merupakan tempat berkembangnya subkultur Takenoko-zoku. Sampai hari ini, kelompok anak muda berpakaian aneh bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Selain itu, anak-anak sekolah dari berbagai pelosok di Jepang sering memasukkan Harajuku sebagai tujuan studi wisata sewaktu berkunjung ke Tokyo.
Sebetulnya sebutan "Harajuku" hanya digunakan untuk kawasan di sebelah utara Omotesando. Onden adalah nama kawasan di sebelah selatan Omotesando, namun nama tersebut tidak populer dan ikut disebut Harajuku.
SEJARAH
"Kincir air di Onden" (dari 36 Pemandangan Gunung Fuji karya Hokusai)
Sebelum zaman Edo, Harajuku merupakan salah satu kota penginapan (juku) bagi orang yang bepergian melalui rute Jalan Utama Kamakura. Tokugawa Ieyasu menghadiahkan penguasaan Harajuku kepada ninja dari Provinsi Iga yang membantunya melarikan diri dari Sakai setelah terjadi Insiden Honnōji.
Di zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas di Harajuku untuk melindungi kota Edo karena letaknya yang strategis di bagian selatan Jalan Utama Kōshū. Selain ninja, samurai kelas Bakushin juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani menanam padi di daerah tepi Sungai Shibuya, dan menggunakan kincir air untuk menggiling padi atau membuat tepung.
Di zaman Meiji, Harajuku dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan kota Tokyo dengan wilayah sekelilingnya. Pada tahun 1906, Stasiun JR Harajuku dibuka sebagai bagian dari perluasan jalur kereta api Yamanote. Setelah itu, Omotesando (jalan utama ke kuil) dibangun pada tahun 1919 setelah kuil Meiji Jingū didirikan.
Setelah dibukanya berbagai department store pada tahun 1970-an, Harajuku menjadi pusat busana. Kawasan ini menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah diliput majalah fesyen seperti Anan dan non-no. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku sering dijumpai berjalan-jalan di kawasan Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana yang dikenakan model majalah Anan dan non-no.
Sekitar tahun 1980-an, Jalan Takeshita menjadi ramai karena orang ingin melihat Takenoko-zoku yang berdandan aneh dan menari di jalanan. Setelah ditetapkan sebagai kawasan khusus pejalan kaki, Harajuku menjadi tempat berkumpul favorit anak-anak muda. Setelah Harajuku makin ramai, butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal mulai bermunculan di Omotesando sekitar tahun 1990-an.
Sejarah
Oshare kei diduga berasal dari genre visual
kei, lebih gelap, lebih gothic , dari awal milenium dan sterusnya.
Tentugenre ini berbagi aspek utama, salah satu yang paling penting
adalah penggunaan visual untuk identitas band. Visual kei menjadi mapan
sebagai genre berfokus pada penggunaan kedua seni dan musik; anggota
band laki-laki akan memakai pakaian yang rumit (sebagian besar
menampilkan gaya pakaian gothic lolita sebagai tema utama) dan
memberikan konser yang spektakuler. Banyak musisi visual kei berusaha
menjadi lawan jenisnya (kelamin), banyak yang tidak hanya memakai gaun
tapi juga mencolok make-up dan gaya rambut over-the-top. Beberapa tahun
setelah gaya ini lahir, gaya lain meledak bahkan lebih ekspresif ke
dunia musik Jepang. jika visual kei gelap dan gothic, oshare kei lebih
cerah dan positif. Ini adalah versi yang sama sekali berbeda dari genre
yang sudah sukses. Salah satu band pertama untuk menampilkan oshare kei
itu Baroque pada tahun 2001. Pelopor genre ini termasuk, Kra, Charlotte
dan An Cafe, yang tampil klasik, gaya manis tanpa berlebihan dan
berhasil membawa daerah musik ini ke perhatian publik.
Apakah
Oshare Kei?
Secara umum, oshare kei telah datang untuk
menjelaskan setiap band yang menempatkan sejumlah kepentingan tinggi
pada penggunaan visual dalam pekerjaan mereka, tetapi dengan efek
kebalikan dari visual kei. Band oshare kei kebanyakan bertujuan untuk
meniru, aspek cute cerah dan berwarna-warni kehidupan, meskipun banyak
band yang menunjukkan beberapa karakteristik ini juga dapat memilih
aspek-aspek lainnya. Beberapa orang mungkin menyamakan gaya band oshare
kei untuk fashion, dengan cara ditampilkan secara teratur di jalan-jalan
Harajuku sebagai ledakan besar warna dan antusiasme kekanak-kanakan.
Meskipun
sisi musik baru-baru ini disambut musisi berbasis lebih pop, sejumlah
besar oshare kei terdiri dari campuran hard rock dan musik punk, sangat
mirip dengan visual kei. Oleh karena itu genre ini ditandai dengan
optimis, musik rock yang positif tetapi tidak biasa untuk menemukan
tari, techno dan pengaruh jazz bahkan dalam ini terus berkembang luas.
Popularitas
Oshare
kei tidak mencapai budaya mainstream yang populer hingga yang relatif
baru-baru ini, dan masih ada banyak band indie dari genre ini, beberapa
diantaranya membawa ide-ide berani dan orisinil. Oshare kei secara
teratur mencapai peringkat tinggi di Oricon Indies Chart; An Cafe dan
Aicle. dalam peringkat tertentu sering antara sepuluh. Label seperti PS
COMPANY dan Red Cafe adalah bukti bahwa oshare kei memiliki potensi
untuk menjadi fenomena dunia luas. Beberapa waktu belakangan ini,
band-band seperti SuG dan An Cafe telah memainkan konser di Nippon
Budokan dengan penonton mencapai 14.000 orang.
Baru-baru ini,
band-band seperti An Cafe dan Kra, musiknya telah diterima di luar
negeri. Band-band Oshare kei sekarang tidak hanya bermain secara teratur
di Eropa dan Amerika, tetapi juga melepaskan CD edisi khusus dan DVD
yang melanjutkan ke puncak tangga lagu mereka di beberapa negara di
Eropa.
Band
Meskipun sejumlah besar band
mencoba menciptakan gaya mereka sendiri dan tidak menggambarkan diri
mereka sebagai oshare kei, banyak band oshare kei yang dianggap
terinspirasi atau telah mengunakan genre ini sebagai dasar untuk gaya
musik mereka saat ini.
Band tercantum di bawah ini adalah awal yang
baik untuk siapa pun yang ingin meningkatkan pengetahuan music mereka.
Visual Kei
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Visual Kei merupakan penggabungan dari kata Visual(bahasa Inggris), dan Kei(bahasa Jepang) yang mempunyai arti ‘gaya’. Jika komunitas Punk berasal dari London, maka Visual kei berasal dari Jepang. Visual Kei (ヴィジュアル系 bijuaru kei?) mengacu pada sebuah gerakan dalam J-Rock yang populer pada sekitar tahun 1990-an. Gerakan ini ditandai dengan band yang mengenakan kostum dramatis dan imej visual untuk memperoleh perhatian. Di Jepang, penggemar band Visual Kei sebagian besar hampir selalu terdiri dari gadis remaja dan dipasarkan secara luas dalam bentuk merchandise anggota band itu sendiri. Di negara-negara lain, perbandingannya kecil secara kuantitas antara penganut Visual Kei kira-kira keseluruhan antara remaja putra dan putri.
Anggota band Visual Kei sering memakai make up yang mencolok, dengan gaya potongan rambut yang dramatis, yang mengingatkan pada “pita rambut” tahun 1980-an dan memakai kostum yang sangat rumit. Walaupun sebagian besar musisi adalah laki-laki. Anggota band sering bermake up dan memakai pakaian yang dapat dianggap sebagai feminin atau androgynous. Pada akhirnya sebagian band kembali pada image warna – warni dan fantastik yang populer sekitar 5 tahun lalu yang diinspirasi game RPG dan anime. Daya tarik kostum pada fans adalah dengan ditunjukkan oleh para gadis yang berpakaian cosplay sebagai anggota band favorit mereka, secara terpisah pada konser di Jepang, di Amerika pada acara-acara anime.
Band visual kei yang diartikan sebagai yang utama dari gaya visual, tidak mengacu pada jenis musik tertentu. Mereka sebagian memainkan musik rock, hard rock seperti Luna Sea, Dir en Grey, Penicillin, Due'le Quartz, Plastic Tree, musik gothic dan neoclassic seperti Malice Mizer, Moi Dix Mois, Rentrer en Soi, D'espairs Ray dan Phantasmagoria, Light Rock dan Pop seperti L'Arc~en~Ciel, Glay, Shazna dan musik heavy metal dan Ballad seperti X Japan, Loudness, Buck- Tick, Sex Machine Gun, selain itu musik industrial, punk, dan techno kadang - kadang juga masuk ke dalamnya. Dengan mengambil genre dalam arti yang luas, sebagian besar memutuskan memainkan beberapa jenis musik rock.
Pengamat barat seringkali kebingungan dalam membedakan Visual Kei Band dengan Band Gothic karena kadang-kadang penampilannya yang mirip dalam bermake up dan berpakaian, tetapi sebagian gothic Jepang tidak bisa memasukkan visual Kei menjadi Gothic, dan disana ada persilangan budaya kecil antara Visual Kei Jepang dan Gothic Jepang diluar model gothic lolita, yang mana dipengaruhi oleh subbudaya gothic.
Secara luas gerakan ini telah dimulai oleh X Japan pada tahun 1980-an, yang mengangkat tren dari pemanfaatan visual shock untuk memperoleh pengakuan dalam kancah musik independen.
Sejarah:
Sejarah yang “melahirkan” adanya Visual Kei sebenarnya bermula saat Jepang mengalami perubahan besar-besaran usai Perang Dunia II. Saat itu ada suatu komunitas yang ‘terbuang’ dari masyarakat. Komunitas ini tidak hanya berbicara melalui mulut dan tulisan, tapi juga lewat penampilan. Komunitas yang mayoritas terdiri dari kaum adam itu tampil dengan mengenakan berbagai macam aksesoris dan berdandan maupun berperilaku layaknya perempuan. Lewat apa yang mereka pakai, mereka berbicara tentang segala hal. Mulai dari politik, segala under pressure, hingga masalah-masalah psikologis. Namun seiring dengan perubahan zaman, komunitas ini perlahan-lahan mengalami “mati suri” hal ini dikarenakan banyak orang Jepang yang lebih memilih bunuh diri untuk menyelesaikan masalah, daripada tenggelam dalam penderitaannya sendiri.
Powered by eSnips.com |